ABSTRAK
The study was conducted in March - May 2011 in the coastal waters of Tanjung Tiram – inner Ambon bay. The aims of the study were to determine the composition of species and structure of fish communities in seagrass beds ecosystems. Fish were collected every spring and neap tide for three month periode with a swept area method using beach seine. Fishes were collected as many as 6444 individuals representing 68 species from 29 families. Siganus canaliculatus was contributed up to 62.91% of the total individual fish found.The fish community structure was varied between spring and neap tide. Index of dominance was in low category, diversity in medium, and evenness in unstable conditions. Moreover, the results indicated that seagrass ecosystems in Tanjung Tiram (TAD) have an important role as spawning, nursery ground, and feeding ground. Therefore, management and conservation efforts are urgently needed to maintain the ecological role of seagrass ecosystems for the sustainability of the fish resources.
Keywords: seagrass beds, fish community, tanjung tiram, inner Ambon Bayinansial, SUPM Ambon.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2011 di perairan pantai Tanjung Tiram Teluk Ambon Dalam (TAD), bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas ikan pada ekosistem padang lamun. Data komunitas ikan dikoleksi dengan metode swept area menggunakan pukat pantai (beach seine). Pengamatan dilakukan 2 kali setiap bulan mewakili periode spring tide dan neap tide. Dalam penelitian ini berhasil dikoleksi 6444 individu meliputi 68 spesies dari 29 famili. Siganus canaliculatus memiliki jumlah komposisi jenis tertinggi sebesar 62,91 %. Nilai struktur komunitas berfluktuasi secara temporal, Indeks dominansi masuk kategori rendah, Indeks keanekaragaman masuk kategori sedang dan Indeks keseragaman masuk kategori labil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara ekologi ekosistem padang lamun perairan Tanjung Tiram memiliki peranan penting sebagai daerah pemijahan, asuhan, pembesaran dan tempat mencari makan bagi komunitas ikan, sehingga diperlukan upaya pengelolaan dan konservasi untuk mempertahankan peranan ekologi padang lamun tersebut untuk keberlanjutan sumberdaya hayati ikan.
I. PENDAHULUAN
Salah satu ekosistem pesisir yang memiliki produktivitas primer tinggi adalah padang lamun. Massa daun lamun juga akan menurunkan pencahayaan matahari di siang hari, melindungi dasar perairan dan memungkinkan pengembangan lingkungan mikro pada dasar vegetasi. Sehingga merupakan habitat potensial bagi komunitas ikan untuk berlindung, mencari makan, dan memijah (Aswandy dan Azkab, 2000). Sejumlah spesies ikan ekonomis penting menghabiskan sebagian siklus hidup dan sepanjang hidupnya pada ekosistem padang lamun. Ditemukan juga spesies non-komersial sebagai sumber makanan penting untuk spesies komersial sehingga membentuk hubungan trofik yang cukup kompleks (Gillanders, 2006). Tanjung Tiram terletak pada perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) memiliki areal padang lamun multispesifik yang tersusun dari 4 spesies vegetasi lamun yaitu : Enahlus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis dan Halodule uninervis. Tanjung Tiram juga terletak pada inlet antara Teluk Ambon Dalam (TAD) dan Teluk Ambon Luar (TAL) sehingga proses pasang surut mempengaruhi fluktuasi parameter fisikakimia perairan. Penelitian Selanno (2009) mendapatkan bahwa selama periode pasang arus perairan laut dengan massa air yang lebih besar dari arah TAL cenderung bergerak masuk menuju TAD melewati inlet yang dangkal (kedalaman 12 m) dengan kecepatan > 0,5 m/dtk, sebaliknya pada periode surut massa air laut akan bergerak keluar dari TAD melewati inlet menuju TAL dengan kecepatan lemah < 0,5 m/dtk. Sehingga turut mempengaruhi fluktuasi parameter fisika-kimia perairan yang selanjutnya diduga mempengaruhi distribusi ikan pada ekosistem padang lamun Tanjung Tiram. Hal ini didukung pernyataan Romimohtarto dan Juwana (2004) bahwa, datang dan perginya massa air laut saat pasang dan surut pada fase bulan yang berbeda mempengaruhi aktivitas biota laut secara periodik seperti ruaya, pemijahan, dan penggerombolan. Penelitian komunitas ikan padang lamun diperairan Tanjung Tiram sebelumnya pernah dilakukan oleh Marasabessy dan Hukom (1989) yang menemukan adanya variasi nilai struktur komunitas ikan yang cukup besar pada musim yang berbeda, di bulan Desember 1987 (Musim Barat) dan Juni 1988 (Musim Timur). Sementara itu, Dody (1989) menemukan variasi nilai struktur komunitas ikan padang lamun di perairan pantai Waiheru - Teluk Ambon Dalam pada periode pasang dan surut, meskipun variasinya tidak terlalu besar. Untuk itu, pengetahuan tentang komposisi spesies dan struktur komunitas ikan pada eksosistem padang lamun di perairan Tanjung Tiram pada periode bulan yang berbeda (spring tide dan neap tide), merupakan informasi penting dalam upaya pengelolaan dan konservasi ekosistem padang lamun, mengingat pentingnya fungsi ekosistem ini sebagai tempat mencari makan, memijah dan pembesaran bagi komunitas ikan yang berasosiasi di dalamnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas ikan padang lamun di perairan Tanjung Tiram - TAD pada pasang purnama (sping tide) dan pasang perbani (neap tide). Diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi ilmiah terkait peranan ekologis eksosistem padang lamun bagi sumberdaya hayati ikan, untuk dasar pengelolaan dan upaya konservasi ekosistem padang lamun.